BAB I
PENDAHULUAN
PTK merupakan salah satu sarana belajar sepanjang hayat yang penting yang perlu dikuasai oleh setiap guru dalam mengembangkan keprofesionalannya. Selain itu penelitian tindakan merupakan salah satu strategi pemecahan masalah yang memanfaatkan tindakan nyata dan proses pengembangan kemampuan dalam mendeteksi dan memecahkan masalah.seperti kita tahu PTK dapat dilakukan dengan tujuh langkah yaitu : analisis situasi, perumusan dan klarifikasi permasalahan, hipotesisi tindakan, perencanaan tindakan, implementasi tindakan dan monitoring, evaluasi hasil tindakan, refleksi dan pengambilan keputusan.
Dalam makalah ini, penulis akan mencoba memaparkan salah satu langkah PTK yaitu implementasi tindakan dan montoringnya. Racangan atau perencanaan yang disusun tidak akan memiliki arti apa-apa, tanpa diimplementasikan dalam kegiatan atau tindakan nyata. Kemudian dalam proses pelaksanaanya dikenali dan dievaluasi perkembangannya melalui monitoring.
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja pola pelaksanaan PTK ?
2. Bagaimana proses implementasi tindakan dalam PTK ?
3. Bagaimana proses monitoring dalam PTK ?
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pola Pelaksanaan PTKPenelitian tindakan kelas dapat dilaksanakan melalui cara atau teknik pelaksanaan PTK berikut dengan mempertimbangkan kondisi peneliti dan sumber daya tersedia. Pola pelaksanaan PTK sebagaimana berikut :
1. Pola guru peneliti
Dalam pola ini guru memiliki peran utama baik dalam perencanaan maupun pelaksanaan PTK, jikapun melibatkan orang lain hanya sekedar konsultatif untuk menjamin validitas tindakan yang dilakukannya.
Pola ini ideal, jika digunakan oleh guru yang memiliki pengetahuan dan wawasan yang cukup khususnya dalam proses pembelajaran, karena akan lebih menghayati masalah yang dihadapi dan lebih memahami apa yang harus dilakukannya untuk memecahkan masalah. Akan tetapi jika pola ini diterapkan oleh guru yang memiliki kelemahan, bisa menimbulkan kesalahan dalam menentukan dan mengimplementasi tindakan.
2. Pola kolaboratif
Pada pola ini biasanya, inisiantif untuk melaksanakan PTK tidak dari guru, akan tetapi dari pihak luar yang berkeinginan untuk memecahkan permasalahan dalam pembelajaran. Guru berperan sebagai anggota tim peneliti, karenanya dia tidak memiliki kesempatan yang luas untuk melakukan tindakan, sebab baik perencanaan maupun bagaimana mengimplementasikan tindakan tidak ditentukan oleh guru sendiri. Penelitian kolaboratif lebih banyak digunakan pada PTK, karena akan lebih menjamin hasil dan simpulan yang bisa dipertanggungjawabkan secara ilmiah sebab dirancang oleh tim yang melibatkan ahli dalam penelitian dan pembelajaran.
3. Pola penelitian terintegrasi
Dalam pola ini guru sama sekali tidak terlibat dalam rancangan penelitian. Inisiatif dan masalah yang akan diteliti sepenuhnya berasal dari luar. Peran dan fungsi guru sebatas hanya melaksanakan tindakan. Penelitian pola ini sama sekali tidak berkaitan dengan masalah praktis yang dihadapi guru, dengan demikian hasil yang diperoleh adalah pengetahuan yang ilmiah dalam pembelajaran.[1]
2. Implementasi Tindakan dalam PTK
Pelaksanakan PTK adalah berbagai tindakan atau perlakuan yang dikerjakan guru dalam upaya memecahkan masalah yang disusun dalam perencanaan. Ada beberapa hal yang harus dipahami dalam melaksanakan tindakan dalam PTK, yakni
v Pelaksanakan PTK sebaiknya dilakukan dalam bentuk siklus atau putaran.
pada siklus atau putaran dilakukan kegiatan tindakan sesuai dengan rancangan PTK, observasi tindakan dengan menggunkan berbagai instrumen observasi dan refleksi atas tindakan yang dilakukan setelah memerhatikan hasil observasi. Makna siklus atau putaran dalam PTK adalah satu kali proses pembelajaran sesuai dengan perencanaan yang telah disusun. Bisa terjadi dalam pelaksanakan PTK terdiri atas beberapa siklus. Setiap siklus mencerminkan kondisi tertentu baik dilihat dari aspek permasalahan yang dikaji maupun hasil belajar.
Adapun kegiatan dalam setiap siklus adalah sebagai berikut :
a. Perencanaan
Perencanaan dalam setiap siklus disusun dalam perencanaan pembelajaran untuk perbaikan pembelajaran. Perencanaan yang disusun harus dijadikan pedoman seutuhnya dalam proses pembelajaran. Ada dua proses perencanaan:
Perencanaan awal yang diturunkan dari berbagai asumsi perbaikan hasil dari kajian studi pendahuluan dan Perencanaan lanjutan yang disusun berdasarkan hasil refleksi setelah peneliti mempelajari berbagai kelemahan yang harus diperbaiki.
b. Pelaksanakan tindakan
Pelaksanakan tindakan adalah perlakuan yang dilaksanakan guru berdasarkan perencanaan yang telah disusun dan sesuia dengan fokus masalah.
Tindakan inilah yang menjadi inti PTK, sebagai upaya meningkatkan kinerja guru untuk menyelesaikan masalah. Tindakan yang dilakukan dalam program pembelajaran harus apa adanya, tidak direkayasa untuk kepentingan penelitian.
c. Observasi atau pemantau
Onservasi dilakukan untuk mengumpulkan informasi tentang proses pembelajaran yang dilakukan guru sesuai dengan tindakan yang telah disusun.
d. Refleski
Adalah aktifitas melihat berbagai kekuarangan yang dilaksanakan guru selama tindakan.
v Pelaksanakan PTK sebaiknya dilakukan secara kolaborasi,
Meskipun penelitian tindakan kelas guru merupakan pemeran utama, namun dalam pelaksanaanya membutuhkan bantuan orang lain. Melalui kolaborasi yang melibatkan berbagai pihak seperti teman sejawat dan mitra dari LPTK dapat membantu mengingatkan atau memberitahuakn sesuatu yang terlupakan atau tersembunyi, khususnya ketika dilakukan refleksi. Peran kolaborasi sangat menentukan keberhasilan PTK. Kolaborasi dilakukan dalam setiap kegiatan, misalnya merumuskan masalah, menyusun usulan atau proposal penelitian, melaksanakan PTK sampai menyusun laporan.[2]
Implementasi tindakan pada prinsipnya merupakan reliasisai dari suatu tindakan yang sudah direncanakan sebelumnya, mencakup strategi apa yang digunkan, materi apa yang diajarkan atau dibahas.
Agar pelakasanaan dapat berlangsung dengan baik dan terarah, guru perlu memperhatikan bebrapa prinsip ynag oleh Hopkins (1993) disebut dengan kriteria PTK yang dilakukan oleh guru sebagai berikut :
a. Pekerjaan utama guru adalah mengajar, oleh karena itu metode penelitian yang sedang dilakukan tidak boleh mengganngu komitemen guru dalam mengajar. Guru tidak boleh mengorbankan sisiwa demi penelitian yang sedang dilaksanakannya.
b. Cara pengumpulan atau perekaman data jangan sampai terlalu menyita waktu guru, sehingga guru sampai kehabisan waktu.
c. Metode yang diterapkan haruslah reliable dan handal, sehingga memungkinkan guru mengembangkan strategi pembelajaran yang sesuai dengan situasi kelasnya.
d. Masalah yang ditangani guru haruslah sesuai dengan kemampuan dan komitmen guru.
e. Sebagai peneliti, guru harus memperhatikan berbagai aturan atau etika yang terkait dengan tugas-tugasnya.
f. PTK harus mendapat dukungan dari seluruh personil sekolah.[3]
3. Proses Monitoring dalam Penelitian Tindakan Kelas ( PTK )
Monitoring merupakan salah satu fungsi meneliti dalam penelitian tindakan kelas yang bertujuan untuk mengenali dan mengevaluasi perkembangan yang terjadi dengan adanya tindakan. Sehingga dapat diketahui apakah pelaksanaan PTK sudah sesuai dengan rencana awal dan sudah mengalami perubahan menuju tukuan diadakannya PTK.
Instrumen yang dibutuhkan di dalam penelitian tindakan kelas ( PTK ) harus sesuai dengan prosedur dan langkah PTK. Adapun instrumen untuk mengukur keberhasilan tindakan dapat dilakukan dari dua sisi, yaitu : Sisi proses dan Sisi hal yang diamati.
a) Sisi Proses
Dari sisi proses (bagian alirnya), instrumen dalam PTK harus dapat menjangkau masalah Yang berkaitan dengan input ( kondisi awal ), proses ( saat berlangsung ), dan output ( hasil ).
ü Instrumen untuk input
Instrumen untuk input disini dapat dikembangkan dari hal yang menjadi suatu akar masalah beserta pendukungnya. Seperti , akar masalah merupakan bekal awal tertentu dari siswa yang dianggap miilki kemampuan yang kurang. Dalam hal ini, tes bekal awal menjadi instrumen yang tepat. Selain itu, dapat juga diperlukan instrumen pendukung yang mengarah pada pemberdayaan tindakan yang akan dilakukan.
ü Instrumen untuk proses.
Istrumen yang digunakan pada saat proses berlangsung berkaitan erat dengan tindakan yang dipilih untuk dilakukan.
ü Instrumen untuk output.
Instrumen untuk output berkaitan erat dengan evaluasi pencapaian hasil berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan. Misalnya, nilai 70 ditetapkan sebagai ambang batas peningkatan ( pada saat dilaksanakan tes bekal awal, dan nilai peserta didik berkisar pada angka 55 ). Maka pencapaian hasil yang belu sampai pada angka 70 perlu untuk dilakukan
tindakan lagi ( melalui siklus berikutnya ). Adapun angka 70 dapat diambil dari kriteria ketuntasan minimal ( KKM ) yang telah ditentukan.
b) Sisi hal yang diamati
Adapun ini adalah instrumen dari segi sisi hal yang diamati. Dan dari segi hal yang diamati, instrumen dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu sebagai berikut :
• Pengamatan terhadap Guru ( Observing Teachers ),
Pengamatan merupakan suatu alat yang efektif untuk mempelajari metode dan strategi yang diimplementasikan di dalam kelas. Seperti , tentang organisasi kelas, respon siswa terhdap pembelajaran yang ada di kelas dan lainnya. Adapun salah satu bentuk instrumen pengamatan adalahcatatan anekdotal ( anecdotal record ).
Adapun catatan anekdotal disini adalah memfokuskan pada hal-hal spesifik yang terjadi di dalam kelas atau catatan tentang aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran. Dan catatan anekdotal ini, mencatat suatu kejadian yang ada dalam kelas secara informal dan memuat deskripsi terperinci mengenai peristiwa yang terjadi di kelas.
• Pengamatan terhadap kelas ( observing classroom )
Catatan anekdotal dapat dilengkapi sambil melakukan pengamatan terhadap segala kejadan yang ada di dalam kelas. Pengamatan ini dapat mengungkpkan praktik pembelajaran yang menarik di kelas. Disamping itu, pengamatan ini, dapt menunjukkan strategi yang digunakan guru dalam menangani kendala dan hambatan pembelajaran yang terjadi dikelas. Catatan anekdotal kelas meliputi deskripsi tentang lingkungan fisik kelas , tata letak dan menejemen kelas.
• Pengamatan terhadap siswa (Observing Student)
Pengamatan terhadap perilaku sswa dapat mengungkapkan berbagai hal yang menarik. Masing-masing siswa dapat diamati secara individual atau berkelompok sebelum, saat berlangsung, dan sesudah selesai proses belajar mengajar. Perubahan pada setiap
individu juga dapat diamati dalam kurun waktu tertentu, mulai dari sebelum dilakukan tindakan, saat tindakan diimplementasikan, dan setelah tindakan selesai dilakukan.
Beberapa model pengamatan terhadap perilaku siswa yang diusulkan oleh Reed dan Bergerman ( 1992 ) yang dapat digunakan dalam PTK adalah sebagai berikut :
1. Tes Diagnostic ( Diagnostic Test )
2. Catatan Anekdotal Perilaku Siswa ( Anecdotal Record for Observing Student )
3. Format Bayangan ( Shadowing Form )
4. Kartu Profil Siswa ( Profile Card of Student )
5. Tabel Deskripsi Profil Siswa ( Descriptife Profile Chart )
6. Sistem Koding Partisipasi Siswa ( Coding System to Observe Student Participation in Lessons )
7. Pedoman Wawancara untuk Refleksi ( Interview Guide for Reflection )
8. Sosiogram. [4]
________________________________________
[1] Prof.Dr.Wina Sanjaya, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta : KENCAN Premada Media Group,2009), hlm. 58-60
[2] Ibid,, hlm. 77
[3] Implementasi PTK. Pdf
[4]DR. Kunandar, Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Orofesi Guru, Cetakan ke 8, Juli 2012, Hak penerbitan pada PT RjaGrafindo Persada, Jakarta. hlm.137-142
MAKALAH MONITORING DALAM PTK
4/
5
Oleh
Syaf