BOCAH itu ingin sekali menuruni tangga yang seolah terus menerus melambai padanya. Bocah itu ingin sekali naik tangga yang bagai menyimpan langit luas di ujungnya. Tapi tak bisa.
“Jangan pernah turun ke tangga itu,” kata ibunya. “Kau hanya akan menjumpai kegelapan. Tempat hidup makhluk busuk yang akan menghisap kebahagiaanmu. Kau dengar suara-suara yang merayap di bawah itu?” Lalu bocah itu kembali mendengar jerit seorang anak yang disiksa sepanjang hari. “Kau akan dicabik-cabik seperti itu!”
“Jangan pernah berpikir untuk naik tangga itu,” kata ayahnya. “Di atas sana kau hanya akan merasakan kehampaan. Jiwamu akan dimangsa makhluk terkutuk yang tak pernah mengenal kegembiraan. Kau dengar suara yang melayang di loteng itu?” Bocah itu memang selalu mendengar suara ganjil yang menakutkan berjalan di atas kepalanya. “Iblis-iblis di atas sana akan mencacah-cacah kakimu.”
Ibu menatap bocah itu, yang menunduk ketakutan. Sebelum pergi dan menutup pintu kamar, ia pastikan kembali rantai yang mengikat tubuh anaknya telah terkunci kuat. Sebelum keluar kamar, ayah mengelus kepala bocah itu, yang diam bersandar memandangi kedua kakinya yang terpasung.
Terdengar langkah kaki menuruni tangga. Terdengar langkah kaki menaiki tangga. Sebentar tangga itu terlihat terang, seperti ada cahaya lampu dari pintu kamar yang perlahan terbuka. Kemudian kembali gelap. Kedua bocah itu mendengar dengus nafas busuk. Suara mengeram dalam kegelapan. Seperti ada iblis bersenggama.
Tunggalpager, 5 Mei 2017
“Jangan pernah turun ke tangga itu,” kata ibunya. “Kau hanya akan menjumpai kegelapan. Tempat hidup makhluk busuk yang akan menghisap kebahagiaanmu. Kau dengar suara-suara yang merayap di bawah itu?” Lalu bocah itu kembali mendengar jerit seorang anak yang disiksa sepanjang hari. “Kau akan dicabik-cabik seperti itu!”
“Jangan pernah berpikir untuk naik tangga itu,” kata ayahnya. “Di atas sana kau hanya akan merasakan kehampaan. Jiwamu akan dimangsa makhluk terkutuk yang tak pernah mengenal kegembiraan. Kau dengar suara yang melayang di loteng itu?” Bocah itu memang selalu mendengar suara ganjil yang menakutkan berjalan di atas kepalanya. “Iblis-iblis di atas sana akan mencacah-cacah kakimu.”
Ibu menatap bocah itu, yang menunduk ketakutan. Sebelum pergi dan menutup pintu kamar, ia pastikan kembali rantai yang mengikat tubuh anaknya telah terkunci kuat. Sebelum keluar kamar, ayah mengelus kepala bocah itu, yang diam bersandar memandangi kedua kakinya yang terpasung.
Terdengar langkah kaki menuruni tangga. Terdengar langkah kaki menaiki tangga. Sebentar tangga itu terlihat terang, seperti ada cahaya lampu dari pintu kamar yang perlahan terbuka. Kemudian kembali gelap. Kedua bocah itu mendengar dengus nafas busuk. Suara mengeram dalam kegelapan. Seperti ada iblis bersenggama.
Tunggalpager, 5 Mei 2017
KISAH DUA BOCAH
4/
5
Oleh
Syaf